Rabu, 13 April 2011

SANG KOMANDAN

Oleh Yazmin Aisyah

Bunda, siapakah yang disebut pahlawan itu?
Apakah hanya dia yang  tercantum dalam buku sejarah nan kelam?
Yang wanginya terus melati, makamnya selalu diziarahi
Namanya abadi dalam gedung tinggi,
Dan sekian ratus meter aspal menghitam

Bunda, aku punya beberapa puluh wanita dan pria yang mulia
Mendidikku dari tak bisa membaca sampai pandai merangkai kata
Mereka disebut dalam lagu sebagai pahlawan tanpa tanda dan jasa
Kau dan aku setuju kan Bunda?
Karena ilmu yang mereka berikan tak pernah hilang meski termakan usia

Bunda, tapi aku tak mengerti
Bagaimana dengan Sumiati, Kikim Komalasari
Dan entah berapa ribu lagi TKI yang terlukai
Bukankah merekapun pahlawan negeri?
Yang tak tersadari, mengais rezeki ditengah manusia tak bernurani
Padahal negeri ini, kaya tak terperi

Oh Bunda, aku semakin tak mengerti
Benarkah predikat pahlawan itu bergengsi?
Mengapa anak cucu bahkan istrinya sering masuk televisi?
Bukan untuk menerima upeti
Tapi karena harus terusir dari rumah yang berpuluh tahun didiami

Bunda, Bolehkah aku terus mencari?
Menyelami arti dari semua istilah yang membingungkan ini
Karena bagiku sejak dulu hingga kini
Hanya engkau pahlawan sejati
Yang tak pernah lelah mengabdi pada semua yang kau cintai
Padahal kau tahu betapa bebalnya kami
Tapi senyummu tak pernah habis terlukisi

Bunda, jika nanti kutemukan
Aku ingin menulis buku dan menerbitkan
Mereka yang kuanggap pahlawan
Dan namamu…
Kuletakkan dihalaman depan
Karena bagiku, kau lah komandan para pahlawan  

Dedicate to My Mom

0 komentar:

Rabu, 13 April 2011

SANG KOMANDAN

Oleh Yazmin Aisyah

Bunda, siapakah yang disebut pahlawan itu?
Apakah hanya dia yang  tercantum dalam buku sejarah nan kelam?
Yang wanginya terus melati, makamnya selalu diziarahi
Namanya abadi dalam gedung tinggi,
Dan sekian ratus meter aspal menghitam

Bunda, aku punya beberapa puluh wanita dan pria yang mulia
Mendidikku dari tak bisa membaca sampai pandai merangkai kata
Mereka disebut dalam lagu sebagai pahlawan tanpa tanda dan jasa
Kau dan aku setuju kan Bunda?
Karena ilmu yang mereka berikan tak pernah hilang meski termakan usia

Bunda, tapi aku tak mengerti
Bagaimana dengan Sumiati, Kikim Komalasari
Dan entah berapa ribu lagi TKI yang terlukai
Bukankah merekapun pahlawan negeri?
Yang tak tersadari, mengais rezeki ditengah manusia tak bernurani
Padahal negeri ini, kaya tak terperi

Oh Bunda, aku semakin tak mengerti
Benarkah predikat pahlawan itu bergengsi?
Mengapa anak cucu bahkan istrinya sering masuk televisi?
Bukan untuk menerima upeti
Tapi karena harus terusir dari rumah yang berpuluh tahun didiami

Bunda, Bolehkah aku terus mencari?
Menyelami arti dari semua istilah yang membingungkan ini
Karena bagiku sejak dulu hingga kini
Hanya engkau pahlawan sejati
Yang tak pernah lelah mengabdi pada semua yang kau cintai
Padahal kau tahu betapa bebalnya kami
Tapi senyummu tak pernah habis terlukisi

Bunda, jika nanti kutemukan
Aku ingin menulis buku dan menerbitkan
Mereka yang kuanggap pahlawan
Dan namamu…
Kuletakkan dihalaman depan
Karena bagiku, kau lah komandan para pahlawan  

Dedicate to My Mom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pages