Jumat, 08 Juli 2011

Antologi ke-lima : Scary Moment, moment menyeramkan bersama makhluk dari alam lain. 100% NYATA!!

 coming sooonnn!!

»»  READMORE...

Antologi Ke-empat : Kumpulan Cerpen dan Puisi Mangga Golek Impian

jarang jarang nih aku bikin puisi, yang mau baca, silakan intip puisiku di buku ini yaaa...

»»  READMORE...

Antologi ke-tiga : SSUN

Alhamdulillah, telah lahir antologi ke 3
bersama pemenang audisi penulis buku Serba Serbi Ujian Nasional


Telah terbit di LeutikaPrio!!!

Judul : Serba Serbi Ujian Nasional
Penulis : Tri Lego Indah, dkk
Tebal : xxiiii + 296 hlmn
Harga : Rp 60.100,-
Sinopsis:

Buku ini memotret beragam realitas yang terjadi tentang ujian nasional. Beragam kisah disuguhkan dengan penuh warna oleh ke-45 penulisnya. Kisah yang membuat kita kembali memutar kenangan lama masa-masa ujian nasional. Tak hanya bernostalgia, buku ini menjadi “pembuka” rasa yang selama ini terpendam dengan berbagai serba-serbi yang mewarnai hajat 1 tahun sekali dunia pendidikan berwujud ujian nasional.

“Buku ini hadir di tengah jenuh dan jengahnya masyarakat, utamanya siswa menghadapi monster tahunan yang bernama UN. Dengan semangat “lebih baik menyalakan lilin ketimbang memaki kegelapan”, buku ini tampil menjadi lentera di tengah keburaman dunia pendidikan wabil khusus pelaksanaan UN yang seakan berganti menjadi Ujian Nasib. Semoga para pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini membaca karya yang amat memesona ini. Saya pribadi mengucapkan selamat! Percayalah, meski lirih, namun setidaknya sudah dikatakan.”
(Bramma Aji Putra – penulis opini di berbagai surat kabar nasional)

“Ini adalah sebuah buku yang berisi pengalaman penulis-penulisnya yang ditulis kembali dengan tujuan menularkan inspirasi positif kepada pembaca. Menghibur dan sekaligus membuka kenangan lama kita tentang perjuangan untuk lulus UN.”
(Akhi Dirman Al Amin – novelis, mewakili novelis muda Indonesia di MASTERA/Majelis Sastra Asia Tenggara, penerima 20 Penghargaan Tingkat Nasional)

“Buku ini memotret realitas UN yang sering kali pemerintah menutup mata. Sebuah buku yang kritis, edukatif, dan menggugah, disajikan secara apik dalam buku ini. Siapa pun Anda wajib memiliki buku ini.”
(Inggar Saputra – mahasiswa UNJ, aktivis pendidikan)

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order,all!!
»»  READMORE...

Selasa, 10 Mei 2011

Antologi kedua : KisMis Kelahiran Dan Kematian

Dengan bangga, kami dari group UNSA mempersembahkan kumpulan cerita KELAHIRAN DAN KEMATIAN
terdiri dari 25 penulis cerpen, beserta 44 penulis kata-kata mutiara tentang hikmah kelahiran dan kematian.
diterbitkan oleh Leutika Prio!!

Telah terbit di LeutikaPrio!!!
Judul : Antologi Kisah Misteri Kelahiran dan Kematian
Penulis : Retno Adjie, dkk & Arista Devi, dkk
Tebal : x + 226 hlmn
Harga : Rp 47.900,-

Allhamdulillah.... Akhirnya lahir dengan selamat Antologi Unsa K&K


Telah terbit di LeutikaPrio!!!

Judul : Antologi Kisah Misteri Kelahiran dan Kematian
Penulis : Retno Adjie, dkk & Arista Devi, dkk
Tebal : x + 226 hlmn
...Harga : Rp 47.900,-
Sinopsis:

Berpasang-pasangan, demikian apa yang sudah digariskan oleh penguasa alam semesta. Seperti Siang dan Malam, Gelap dan Terang, Kelahiran dan Kematian, kesemuanya merupakan sebuah takdir yang ditentukan untuk saling berdampingan. Sebenarnya masih banyak fenomena alam yang jika ditelusuri dan digali lebih dalam lagi akan mampu mempertebal keimanan dan senantiasa membuat kita menyadari akan kebesaran Sang Pencipta. Demikian pula yang ingin diketengahkan dalam buku bertema Misteri Kelahiran dan Kematian ini, para penulis di dalamnya berupaya menggali kejadian ganjil seputar proses kelahiran atau kematian seseorang yang berhubungan dengan alam gaib dan penghuninya.

Dalam buku ini pula dilengkapi dengan 44 kata hikmah yang dituliskan oleh Unsawan-Unsawati dari berbagai kota bahkan dari luar negeri, seputar kelahiran dan kematian yang jika Anda mengambil intisari kalimatnya akan mampu mempertebal keyakinan dan keimanan.

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order,all!!

PENULIS ANTOLOGI KISMIS KELAHIRAN DAN KEMATIAN

------------------
PENULIS TEMA KEMATIAN :

1. Catatan Kematian Olivia - Agus Budiawan
2. Padang Kematian Untuk Aya - Kiandra Aesha
3. Labirin Kematian - Novyarini
4. Mengetuk Pintu Mati - Lonyenk Rap
5. Dendam Kematian - Gea Julia
6. Misteri Kematian Mak Iyang - Ragil Kuning
7. Kematian Juragan Pesugihan - Syaque Hikaritokusaikizoku
8. Kenapa Kau Harus Mati ? – Tri Lego
9. Arista Devi

------------------
PENULIS TEMA KELAHIRAN :

1. Yazmin Aisyah - BERANAK DALAM KUBUR
2. Haris Firmansyah Hirawling - Ketika Cinta Beranak
3. Hasudungan Rudy Yanto Sitohang - BERANAK SEHABIS HUJAN
4. Sinatrya Mayapada - Beranak Sesosok Anak Bajang
5. Rouzix Azahra - Misteri Rumah Sumur Beranak
6. Aina A-Azmi – Beranak Jin
7. Annas Tupank - Mati Beranak Karena  Pelasit
8. Andhika Wandhana - Beranak Janin Yang Tersembunyi
9. Nisa nuraeni  - Beranak Sang Penunggu Villa
10. Reza Irwansyah – Beranak Dalam Lumpur
11. Rofiq Hasansah - Setan Beranak Lumut
12. Silvia Oktaresa – Beranak Berkepala Etawa
13. Tien Tarmorejo – Perawan beranak Titipan Dendam
14. Ratna Wulandari - Beranak bayi gondoruwo
15 Ry Fitri - Setan Beranak
16. Retno Adjie

----------------------

44 PENULIS KATA-KATA MUTIARA PENUH HIKMAH TENTANG KELAHIRAN DAN KEMATIAN :
  1. -Phoenix Wibowo (Bojonegoro)
  2. -Muhammad Rasyid Ridho (Malang)
  3. - Haris Firmansyah Hirawling (Cilegon)
  4. -AnisaAe Kepompong, Kepanjen, Jatim.
  5. - Nabilla Syarifatunnisa.
  6. -Hendy Lazuardy Hendrawan (Balikpapan)
  7. ‎ -Shri N'chy Maharani (Karawang)
  8. -Ugy Al Muzacky (Hongkong)
  9. - Aina ( Palembang )
  10.  - Lucky Andrean Sanusi ( Riau )
  11. -Karin Maulana (Hongkong)
  12. -Maulana Usaid.
  13. -Moedchuterz ( Payakumbuh)
  14. - Endang Ssn ( Madura )
  15. –Winwin (Ngawi)
  16. -Tri Juni Ardhi (Pontianak)
  17. -Sabil Ananda  (Bogor)
  18. -April (Garut)
  19. -Dedek  (Tangerang Selatan)
  20. -Sarie (Sentani)
  21. -Elsheeraknightvanrijkdom, Tegal.
  22. -Evatya Luna
  23. -Asni Januarti ( Palembang)
  24. - Meizatety Qadarsih (Belitang)
  25. - Nurman Arta (Mojokerto, Jatim)
  26. -Mpok Mercy Sitanggang (Kebun Jeruk, Jakarta)
  27. -Jaya Doank (Bengkulu)
  28. -Zubeir Ibn Awwam el-Awwabi (Jakarta).
  29. - Vera Yudita (Brebes-jateng)
  30. -Putrie'nezza Caiyank (Cilacap-Jateng)
  31. -Fa'anni Khoirusy Syaja'ah (Tulungagung, Jawa Timur)
  32. -Atikah Yusrifa ( Bandar Lampung )
  33. -Mera Wati (Kota Metro - Lampung)
  34. -Atikah Yusrifa ( Bandar Lampung)
  35. - Anindra Yudya Pradana.
  36. -Aruel Pratama Yudistira ( Bogor, Jabar)
  37. -Dina Layla.
  38. -Tia Marty Al-Zahira ( Bekasi )
  39. - As Nawi Mangku Alam (Larangan - Tangerang)
  40. - Trx Wahana (Solo).
  41. - Ade Anita (Jakarta)
  42. - Ry Fitri Keehl
  43. -Dwi Aprilytanti Handayani (Sidoarjo)
  44. - Gugun Taq Gondrong


»»  READMORE...

CINTA TAK BERSYARAT, Menyentuh Hingga Ke Dasar Jiwa...

Telah terbit di LeutikaPrio!!!
Judul : Cinta Tak Bersyarat
Penulis : Yazmin Aisyah
Tebal : vi + 144 hlm
Harga : Rp 35.300,-
Sinopsis:

Ketika cinta terbentur keadaan yang serba sulit. Akankah cinta itu bertahan? Mungkinkah ada cinta yang tak bersyarat?

Bening, seorang gadis yang selama 19 tahun hidup di bawah kendali otoriter sang ibu, akhirnya memberontak dengan menikahi lelaki pilihannya yang sangat ditentang sang ibu hanya karena lelaki itu miskin. Sang ibu bahkan mengutuknya dengan mengatakan anak mereka nanti akan cacat, tapi Bening tak peduli. Mereka menabrak semua larangan demi satu kata: Cinta. Sang anak memang lahir normal, cantik, dan tak kurang suatu apa pun, namun musibah beruntun kemudian menghampirinya. Kehilangan bertubi-tubi, Ibu, Bapak, dan tempat bersandarnya yang terakhir, Arman.

Bening memutuskan meninggalkan Lampung dan hijrah ke Bekasi. Bersama Cinta, buah hatinya yang masih terlalu belia untuk mengerti duka yang dialami bundanya. Ia berharap dapat memulai hidup di kota itu, namun ternyata derita telah siap menyambutnya dengan tangan terbuka. Kecantikannya menjadi malapetaka, dan kutukan sang ibu menjelma. Cinta cacat!

Ketika beberapa lelaki mencoba mendekatinya, mereka hanya bisa menerimanya, tapi tidak dengan Cinta yang cacat. Lalu siapakah lelaki itu, yang akhirnya mencintainya tanpa syarat?

Hendra. Fajar. Ataukah Arif? Lalu bagaimana dengan Juned, lelaki yang telah menggoreskan luka pertama di perjalanan hidupnya? Berhasilkan Juned memburunya?

Ini adalah kisah yang menguras air mata. Ditulis dengan bahasa sederhana, tentang perjuangan hidup seorang wanita yang menjanda di usia belia. Bayangkan jika kau ada di posisinya! Masihkah sanggup untuk tegak menantang dunia?

"cinta bukanlah ironi walau penderitaan tak henti menderanya. ia tetap putih, seputih jiwa peniliknya. dan cinta, dalam novel ini adalah pejuangan demi menjaga kesuciannya. perjuangan tanpa syarat" (Joni Lis Effendi, Direktur Writing Revoluition, Penulis Novel dan penerima berbagai penghargaan menulis)

"Yazmin Aisyah bertutur dengan lincah, menyeret pembacanya mengikuti petualangan hidup yang dramatis, mengharu biru dan penuh kejutan" (Shabrina WS, Penulis berbagai antologi, cerpen dan novel produktif)


Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order,all!!
»»  READMORE...

Kamis, 21 April 2011

SEMANGAT KARTINI

Bila berbicara semangat emansipasi dan kesetaraan gender maka yang ada dalam benak kita adalah sosok Kartini.

Wanita bernama lengkap Raden Ajeng Kartini yang lahir pada 21 April 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah ini memiliki tempat tersendiri di mata masyarakat Indonesia. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.

Perayaan Hari Kartini kerap dijadikan momentum untuk menumbuhkan kesadaran bagi kaum perempuan untuk maju. Di sisi lain, kaum pria lebih menghargai dan memberi kesempatan kepada perempuan untuk menunjukkan kemampuannya. Namun, apakah sosok Kartini hanya membawa semangat emansipasi dan kesetaraan gender saja?

Berikut pendapat Ketua Komnas Perempuan, Yunianti Huzaifah dalam perbincangan dengan okezone, Kamis (20/4/2011).

Bagaimana sosok Kartini menurut Anda?

Beberapa hal yang perlu ditangkap dari sosok Kartini yaitu Pertama, semangat Kartini untuk menentang kemiskinan dan kelompok-kelompok yang tertindas, seperti kita ketahui perempuan saat ini masih banyak yang mengalami kemiskinan secara ekonomi, dan itu cukup tinggi angkanya, kelompok-kelompok marginal juga demikian, kekerasan juga tinggi.

Bagaimana permasalahan perempuan saat ini berdasarkan data Komnas Perempuan?

Berdasarkan Catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan (Catahu KtP) yang dikeluarkan Komnas Perempuan Tahun 2010. Setidaknya ada 105.103 kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani oleh 384 lembaga pengada layanan sepanjang pada tahun 2010. Jumlah terbanyak adalah kasus di ranah personal, yaitu sebanyak lebih dari 96 persen kasus yang ditangani atau 101.128 kasus.

Di ranah publik, Komnas Perempuan mencatat 3.530 kasus. Sisanya, yaitu sebanyak 445 kasus terjadi di ranah negara. Total jumlah yang ditangani tahun 2010 memang lebih sedikit dibandingkan data tahun lalu, yaitu sebanyak 143.586 kasus.

Dari data yang berhasil dihimpun, di ranah personal, kasus kekerasan terhadap istri masih yang paling banyak, yaitu lebih 97 persen atau sebanyak 98.577 kasus dari 101.128 kasus. Selebihnya, terdapat 1.299 kasus kekerasan dalam pacaran dan 600 kasus kekerasan terhadap anak perempuan.

Di ranah publik, hampir setengah atau sebanyak 1.751 dari 3.530 kasus adalah kekerasan seksual, antara lain dalam tindak perkosaan, percobaan perkosaan, pencabulan, dan pelecehan seksual.

Semangat apalagi yang dibawa oleh sosok Kartini selain emansipasi wanita?

Semangat Kartini kedua, yaitu mencoba membangun perdamaian. Walaupun ketika itu dia dijajah dan dan dalam kondisi perang, tetapi Kartini tetap menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok feminis dari negeri yang menjajah bangsanya, dia tetap aktif berkampanye, aktif menulis, dan membicarakan kondisi pribumi.

Kartini juga mengajarkan budaya menulis. Bila dikontekskan sekarang perjuangan gerakan perempuan ini harus merentas perdamaian. Di mana di Indonesia saat ini kekerasan antar kelompok dan agama sering meruncing, gerakan perempuan diharapkan dapat berperan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

Ketiga, semangat Kartini yang bisa diambil adalah bagaimana Kartini mencontohkan bahwa dengan perkawinan tidak mengganggu aktivias perjuangannya. Ketika itu Kartini muda melakukan negosiasi dengan calon suami sebelum menikah, di mana ia mendapat beasiswa tetapi memilih menikah asal setelah menikah tetap boleh mendirikan sekolah dan melanjutkan pendidikannya. Dan akhirnya Kartini bisa tetap melanjutkan pendidikannya setelah menikah.

Ini menunjukkan bahwa institusi perkawinan tidak menghalangi perempuan untuk melakukan aktivitasnya. Karena saat ini banyak perempuan yang beranggapan bahwa setelah perkawinan banyak yang tidak bisa beraktivitas lagi.

Keempat, Kartini membumikan agama. Ketika itu, kepada guru agamanya Kartini mengatakan ingin minta mas kawin dalam pernikahannya adalah terjemah surat Al Fatihah. Dari permintaan ini, Kartini berusaha mengajarkan bahwa agama bukan hanya hapalan tetapi makna dasar agama juga harus dihayati. Menurut Kartini agama bukan saja sebuah ritual namun lebih dari itu justru kita harus memahami pesan-pesan mendasar apa yang disampaikan Tuhan kepada umatnya.

Pesan Kartini terakhir, dia meninggal saat melahirkan karena ketika itu pelayanan kesehatan masih sangat kurang. Menurut saya, wanita sehebat apapun kalau tidak dibuat layanan kesehatan yang bagus akan mematikan ibu bangsa. Padahal indiator berhasilnya suatu bangsa dilihat dari tingkat penyelamatan kepada wanita khususnya saat proses persalinan.
»»  READMORE...

RA. KARTINI, Pejuang Emansipasi

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie.
Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum.
Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Makam R.A. Kartini di Bulu, Rembang.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Kartinischool (1918)
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.
»»  READMORE...

Jumat, 08 Juli 2011

Antologi ke-lima : Scary Moment, moment menyeramkan bersama makhluk dari alam lain. 100% NYATA!!

 coming sooonnn!!

Antologi Ke-empat : Kumpulan Cerpen dan Puisi Mangga Golek Impian

jarang jarang nih aku bikin puisi, yang mau baca, silakan intip puisiku di buku ini yaaa...

Antologi ke-tiga : SSUN

Alhamdulillah, telah lahir antologi ke 3
bersama pemenang audisi penulis buku Serba Serbi Ujian Nasional


Telah terbit di LeutikaPrio!!!

Judul : Serba Serbi Ujian Nasional
Penulis : Tri Lego Indah, dkk
Tebal : xxiiii + 296 hlmn
Harga : Rp 60.100,-
Sinopsis:

Buku ini memotret beragam realitas yang terjadi tentang ujian nasional. Beragam kisah disuguhkan dengan penuh warna oleh ke-45 penulisnya. Kisah yang membuat kita kembali memutar kenangan lama masa-masa ujian nasional. Tak hanya bernostalgia, buku ini menjadi “pembuka” rasa yang selama ini terpendam dengan berbagai serba-serbi yang mewarnai hajat 1 tahun sekali dunia pendidikan berwujud ujian nasional.

“Buku ini hadir di tengah jenuh dan jengahnya masyarakat, utamanya siswa menghadapi monster tahunan yang bernama UN. Dengan semangat “lebih baik menyalakan lilin ketimbang memaki kegelapan”, buku ini tampil menjadi lentera di tengah keburaman dunia pendidikan wabil khusus pelaksanaan UN yang seakan berganti menjadi Ujian Nasib. Semoga para pemangku kebijakan pendidikan di negeri ini membaca karya yang amat memesona ini. Saya pribadi mengucapkan selamat! Percayalah, meski lirih, namun setidaknya sudah dikatakan.”
(Bramma Aji Putra – penulis opini di berbagai surat kabar nasional)

“Ini adalah sebuah buku yang berisi pengalaman penulis-penulisnya yang ditulis kembali dengan tujuan menularkan inspirasi positif kepada pembaca. Menghibur dan sekaligus membuka kenangan lama kita tentang perjuangan untuk lulus UN.”
(Akhi Dirman Al Amin – novelis, mewakili novelis muda Indonesia di MASTERA/Majelis Sastra Asia Tenggara, penerima 20 Penghargaan Tingkat Nasional)

“Buku ini memotret realitas UN yang sering kali pemerintah menutup mata. Sebuah buku yang kritis, edukatif, dan menggugah, disajikan secara apik dalam buku ini. Siapa pun Anda wajib memiliki buku ini.”
(Inggar Saputra – mahasiswa UNJ, aktivis pendidikan)

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order,all!!

Selasa, 10 Mei 2011

Antologi kedua : KisMis Kelahiran Dan Kematian

Dengan bangga, kami dari group UNSA mempersembahkan kumpulan cerita KELAHIRAN DAN KEMATIAN
terdiri dari 25 penulis cerpen, beserta 44 penulis kata-kata mutiara tentang hikmah kelahiran dan kematian.
diterbitkan oleh Leutika Prio!!

Telah terbit di LeutikaPrio!!!
Judul : Antologi Kisah Misteri Kelahiran dan Kematian
Penulis : Retno Adjie, dkk & Arista Devi, dkk
Tebal : x + 226 hlmn
Harga : Rp 47.900,-

Allhamdulillah.... Akhirnya lahir dengan selamat Antologi Unsa K&K


Telah terbit di LeutikaPrio!!!

Judul : Antologi Kisah Misteri Kelahiran dan Kematian
Penulis : Retno Adjie, dkk & Arista Devi, dkk
Tebal : x + 226 hlmn
...Harga : Rp 47.900,-
Sinopsis:

Berpasang-pasangan, demikian apa yang sudah digariskan oleh penguasa alam semesta. Seperti Siang dan Malam, Gelap dan Terang, Kelahiran dan Kematian, kesemuanya merupakan sebuah takdir yang ditentukan untuk saling berdampingan. Sebenarnya masih banyak fenomena alam yang jika ditelusuri dan digali lebih dalam lagi akan mampu mempertebal keimanan dan senantiasa membuat kita menyadari akan kebesaran Sang Pencipta. Demikian pula yang ingin diketengahkan dalam buku bertema Misteri Kelahiran dan Kematian ini, para penulis di dalamnya berupaya menggali kejadian ganjil seputar proses kelahiran atau kematian seseorang yang berhubungan dengan alam gaib dan penghuninya.

Dalam buku ini pula dilengkapi dengan 44 kata hikmah yang dituliskan oleh Unsawan-Unsawati dari berbagai kota bahkan dari luar negeri, seputar kelahiran dan kematian yang jika Anda mengambil intisari kalimatnya akan mampu mempertebal keyakinan dan keimanan.

Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order,all!!

PENULIS ANTOLOGI KISMIS KELAHIRAN DAN KEMATIAN

------------------
PENULIS TEMA KEMATIAN :

1. Catatan Kematian Olivia - Agus Budiawan
2. Padang Kematian Untuk Aya - Kiandra Aesha
3. Labirin Kematian - Novyarini
4. Mengetuk Pintu Mati - Lonyenk Rap
5. Dendam Kematian - Gea Julia
6. Misteri Kematian Mak Iyang - Ragil Kuning
7. Kematian Juragan Pesugihan - Syaque Hikaritokusaikizoku
8. Kenapa Kau Harus Mati ? – Tri Lego
9. Arista Devi

------------------
PENULIS TEMA KELAHIRAN :

1. Yazmin Aisyah - BERANAK DALAM KUBUR
2. Haris Firmansyah Hirawling - Ketika Cinta Beranak
3. Hasudungan Rudy Yanto Sitohang - BERANAK SEHABIS HUJAN
4. Sinatrya Mayapada - Beranak Sesosok Anak Bajang
5. Rouzix Azahra - Misteri Rumah Sumur Beranak
6. Aina A-Azmi – Beranak Jin
7. Annas Tupank - Mati Beranak Karena  Pelasit
8. Andhika Wandhana - Beranak Janin Yang Tersembunyi
9. Nisa nuraeni  - Beranak Sang Penunggu Villa
10. Reza Irwansyah – Beranak Dalam Lumpur
11. Rofiq Hasansah - Setan Beranak Lumut
12. Silvia Oktaresa – Beranak Berkepala Etawa
13. Tien Tarmorejo – Perawan beranak Titipan Dendam
14. Ratna Wulandari - Beranak bayi gondoruwo
15 Ry Fitri - Setan Beranak
16. Retno Adjie

----------------------

44 PENULIS KATA-KATA MUTIARA PENUH HIKMAH TENTANG KELAHIRAN DAN KEMATIAN :
  1. -Phoenix Wibowo (Bojonegoro)
  2. -Muhammad Rasyid Ridho (Malang)
  3. - Haris Firmansyah Hirawling (Cilegon)
  4. -AnisaAe Kepompong, Kepanjen, Jatim.
  5. - Nabilla Syarifatunnisa.
  6. -Hendy Lazuardy Hendrawan (Balikpapan)
  7. ‎ -Shri N'chy Maharani (Karawang)
  8. -Ugy Al Muzacky (Hongkong)
  9. - Aina ( Palembang )
  10.  - Lucky Andrean Sanusi ( Riau )
  11. -Karin Maulana (Hongkong)
  12. -Maulana Usaid.
  13. -Moedchuterz ( Payakumbuh)
  14. - Endang Ssn ( Madura )
  15. –Winwin (Ngawi)
  16. -Tri Juni Ardhi (Pontianak)
  17. -Sabil Ananda  (Bogor)
  18. -April (Garut)
  19. -Dedek  (Tangerang Selatan)
  20. -Sarie (Sentani)
  21. -Elsheeraknightvanrijkdom, Tegal.
  22. -Evatya Luna
  23. -Asni Januarti ( Palembang)
  24. - Meizatety Qadarsih (Belitang)
  25. - Nurman Arta (Mojokerto, Jatim)
  26. -Mpok Mercy Sitanggang (Kebun Jeruk, Jakarta)
  27. -Jaya Doank (Bengkulu)
  28. -Zubeir Ibn Awwam el-Awwabi (Jakarta).
  29. - Vera Yudita (Brebes-jateng)
  30. -Putrie'nezza Caiyank (Cilacap-Jateng)
  31. -Fa'anni Khoirusy Syaja'ah (Tulungagung, Jawa Timur)
  32. -Atikah Yusrifa ( Bandar Lampung )
  33. -Mera Wati (Kota Metro - Lampung)
  34. -Atikah Yusrifa ( Bandar Lampung)
  35. - Anindra Yudya Pradana.
  36. -Aruel Pratama Yudistira ( Bogor, Jabar)
  37. -Dina Layla.
  38. -Tia Marty Al-Zahira ( Bekasi )
  39. - As Nawi Mangku Alam (Larangan - Tangerang)
  40. - Trx Wahana (Solo).
  41. - Ade Anita (Jakarta)
  42. - Ry Fitri Keehl
  43. -Dwi Aprilytanti Handayani (Sidoarjo)
  44. - Gugun Taq Gondrong


CINTA TAK BERSYARAT, Menyentuh Hingga Ke Dasar Jiwa...

Telah terbit di LeutikaPrio!!!
Judul : Cinta Tak Bersyarat
Penulis : Yazmin Aisyah
Tebal : vi + 144 hlm
Harga : Rp 35.300,-
Sinopsis:

Ketika cinta terbentur keadaan yang serba sulit. Akankah cinta itu bertahan? Mungkinkah ada cinta yang tak bersyarat?

Bening, seorang gadis yang selama 19 tahun hidup di bawah kendali otoriter sang ibu, akhirnya memberontak dengan menikahi lelaki pilihannya yang sangat ditentang sang ibu hanya karena lelaki itu miskin. Sang ibu bahkan mengutuknya dengan mengatakan anak mereka nanti akan cacat, tapi Bening tak peduli. Mereka menabrak semua larangan demi satu kata: Cinta. Sang anak memang lahir normal, cantik, dan tak kurang suatu apa pun, namun musibah beruntun kemudian menghampirinya. Kehilangan bertubi-tubi, Ibu, Bapak, dan tempat bersandarnya yang terakhir, Arman.

Bening memutuskan meninggalkan Lampung dan hijrah ke Bekasi. Bersama Cinta, buah hatinya yang masih terlalu belia untuk mengerti duka yang dialami bundanya. Ia berharap dapat memulai hidup di kota itu, namun ternyata derita telah siap menyambutnya dengan tangan terbuka. Kecantikannya menjadi malapetaka, dan kutukan sang ibu menjelma. Cinta cacat!

Ketika beberapa lelaki mencoba mendekatinya, mereka hanya bisa menerimanya, tapi tidak dengan Cinta yang cacat. Lalu siapakah lelaki itu, yang akhirnya mencintainya tanpa syarat?

Hendra. Fajar. Ataukah Arif? Lalu bagaimana dengan Juned, lelaki yang telah menggoreskan luka pertama di perjalanan hidupnya? Berhasilkan Juned memburunya?

Ini adalah kisah yang menguras air mata. Ditulis dengan bahasa sederhana, tentang perjuangan hidup seorang wanita yang menjanda di usia belia. Bayangkan jika kau ada di posisinya! Masihkah sanggup untuk tegak menantang dunia?

"cinta bukanlah ironi walau penderitaan tak henti menderanya. ia tetap putih, seputih jiwa peniliknya. dan cinta, dalam novel ini adalah pejuangan demi menjaga kesuciannya. perjuangan tanpa syarat" (Joni Lis Effendi, Direktur Writing Revoluition, Penulis Novel dan penerima berbagai penghargaan menulis)

"Yazmin Aisyah bertutur dengan lincah, menyeret pembacanya mengikuti petualangan hidup yang dramatis, mengharu biru dan penuh kejutan" (Shabrina WS, Penulis berbagai antologi, cerpen dan novel produktif)


Ps : Buku ini sudah bisa dipesan sekarang via website www.leutikaprio.com, inbox Fb dengan subjek PESAN BUKU, atau SMS ke 0821 38 388 988. Untuk pembelian minimal Rp 90.000,- GRATIS ONGKIR seluruh Indonesia. Met Order,all!!

Kamis, 21 April 2011

SEMANGAT KARTINI

Bila berbicara semangat emansipasi dan kesetaraan gender maka yang ada dalam benak kita adalah sosok Kartini.

Wanita bernama lengkap Raden Ajeng Kartini yang lahir pada 21 April 1879 di kota Jepara, Jawa Tengah ini memiliki tempat tersendiri di mata masyarakat Indonesia. Ide-ide besarnya telah mampu menggerakkan dan mengilhami perjuangan kaumnya dari kebodohan yang tidak disadari pada masa lalu. Dengan keberanian dan pengorbanan yang tulus, dia mampu menggugah kaumnya dari belenggu diskriminasi.

Perayaan Hari Kartini kerap dijadikan momentum untuk menumbuhkan kesadaran bagi kaum perempuan untuk maju. Di sisi lain, kaum pria lebih menghargai dan memberi kesempatan kepada perempuan untuk menunjukkan kemampuannya. Namun, apakah sosok Kartini hanya membawa semangat emansipasi dan kesetaraan gender saja?

Berikut pendapat Ketua Komnas Perempuan, Yunianti Huzaifah dalam perbincangan dengan okezone, Kamis (20/4/2011).

Bagaimana sosok Kartini menurut Anda?

Beberapa hal yang perlu ditangkap dari sosok Kartini yaitu Pertama, semangat Kartini untuk menentang kemiskinan dan kelompok-kelompok yang tertindas, seperti kita ketahui perempuan saat ini masih banyak yang mengalami kemiskinan secara ekonomi, dan itu cukup tinggi angkanya, kelompok-kelompok marginal juga demikian, kekerasan juga tinggi.

Bagaimana permasalahan perempuan saat ini berdasarkan data Komnas Perempuan?

Berdasarkan Catatan tahunan kekerasan terhadap perempuan (Catahu KtP) yang dikeluarkan Komnas Perempuan Tahun 2010. Setidaknya ada 105.103 kasus kekerasan terhadap perempuan yang ditangani oleh 384 lembaga pengada layanan sepanjang pada tahun 2010. Jumlah terbanyak adalah kasus di ranah personal, yaitu sebanyak lebih dari 96 persen kasus yang ditangani atau 101.128 kasus.

Di ranah publik, Komnas Perempuan mencatat 3.530 kasus. Sisanya, yaitu sebanyak 445 kasus terjadi di ranah negara. Total jumlah yang ditangani tahun 2010 memang lebih sedikit dibandingkan data tahun lalu, yaitu sebanyak 143.586 kasus.

Dari data yang berhasil dihimpun, di ranah personal, kasus kekerasan terhadap istri masih yang paling banyak, yaitu lebih 97 persen atau sebanyak 98.577 kasus dari 101.128 kasus. Selebihnya, terdapat 1.299 kasus kekerasan dalam pacaran dan 600 kasus kekerasan terhadap anak perempuan.

Di ranah publik, hampir setengah atau sebanyak 1.751 dari 3.530 kasus adalah kekerasan seksual, antara lain dalam tindak perkosaan, percobaan perkosaan, pencabulan, dan pelecehan seksual.

Semangat apalagi yang dibawa oleh sosok Kartini selain emansipasi wanita?

Semangat Kartini kedua, yaitu mencoba membangun perdamaian. Walaupun ketika itu dia dijajah dan dan dalam kondisi perang, tetapi Kartini tetap menjalin hubungan dengan kelompok-kelompok feminis dari negeri yang menjajah bangsanya, dia tetap aktif berkampanye, aktif menulis, dan membicarakan kondisi pribumi.

Kartini juga mengajarkan budaya menulis. Bila dikontekskan sekarang perjuangan gerakan perempuan ini harus merentas perdamaian. Di mana di Indonesia saat ini kekerasan antar kelompok dan agama sering meruncing, gerakan perempuan diharapkan dapat berperan dalam menyelesaikan persoalan tersebut.

Ketiga, semangat Kartini yang bisa diambil adalah bagaimana Kartini mencontohkan bahwa dengan perkawinan tidak mengganggu aktivias perjuangannya. Ketika itu Kartini muda melakukan negosiasi dengan calon suami sebelum menikah, di mana ia mendapat beasiswa tetapi memilih menikah asal setelah menikah tetap boleh mendirikan sekolah dan melanjutkan pendidikannya. Dan akhirnya Kartini bisa tetap melanjutkan pendidikannya setelah menikah.

Ini menunjukkan bahwa institusi perkawinan tidak menghalangi perempuan untuk melakukan aktivitasnya. Karena saat ini banyak perempuan yang beranggapan bahwa setelah perkawinan banyak yang tidak bisa beraktivitas lagi.

Keempat, Kartini membumikan agama. Ketika itu, kepada guru agamanya Kartini mengatakan ingin minta mas kawin dalam pernikahannya adalah terjemah surat Al Fatihah. Dari permintaan ini, Kartini berusaha mengajarkan bahwa agama bukan hanya hapalan tetapi makna dasar agama juga harus dihayati. Menurut Kartini agama bukan saja sebuah ritual namun lebih dari itu justru kita harus memahami pesan-pesan mendasar apa yang disampaikan Tuhan kepada umatnya.

Pesan Kartini terakhir, dia meninggal saat melahirkan karena ketika itu pelayanan kesehatan masih sangat kurang. Menurut saya, wanita sehebat apapun kalau tidak dibuat layanan kesehatan yang bagus akan mematikan ibu bangsa. Padahal indiator berhasilnya suatu bangsa dilihat dari tingkat penyelamatan kepada wanita khususnya saat proses persalinan.

RA. KARTINI, Pejuang Emansipasi

Raden Adjeng Kartini adalah seseorang dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan Jawa, putri Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat, bupati Jepara. Ia adalah putri dari istri pertama, tetapi bukan istri utama. Ibunya bernama M.A. Ngasirah, putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.
Ayah Kartini pada mulanya adalah seorang wedana di Mayong. Peraturan kolonial waktu itu mengharuskan seorang bupati beristerikan seorang bangsawan. Karena M.A. Ngasirah bukanlah bangsawan tinggi, maka ayahnya menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan (Moerjam), keturunan langsung Raja Madura. Setelah perkawinan itu, maka ayah Kartini diangkat menjadi bupati di Jepara menggantikan kedudukan ayah kandung R.A. Woerjan, R.A.A. Tjitrowikromo.
Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri. Dari kesemua saudara sekandung, Kartini adalah anak perempuan tertua. Kakeknya, Pangeran Ario Tjondronegoro IV, diangkat bupati dalam usia 25 tahun. Kakak Kartini, Sosrokartono, adalah seorang yang pintar dalam bidang bahasa. Sampai usia 12 tahun, Kartini diperbolehkan bersekolah di ELS (Europese Lagere School). Di sini antara lain Kartini belajar bahasa Belanda. Tetapi setelah usia 12 tahun, ia harus tinggal di rumah karena sudah bisa dipingit.
Karena Kartini bisa berbahasa Belanda, maka di rumah ia mulai belajar sendiri dan menulis surat kepada teman-teman korespondensi yang berasal dari Belanda. Salah satunya adalah Rosa Abendanon yang banyak mendukungnya. Dari buku-buku, koran, dan majalah Eropa, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir perempuan Eropa. Timbul keinginannya untuk memajukan perempuan pribumi, karena ia melihat bahwa perempuan pribumi berada pada status sosial yang rendah.
Kartini banyak membaca surat kabar Semarang De Locomotief yang diasuh Pieter Brooshooft, ia juga menerima leestrommel (paket majalah yang diedarkan toko buku kepada langganan). Di antaranya terdapat majalah kebudayaan dan ilmu pengetahuan yang cukup berat, juga ada majalah wanita Belanda De Hollandsche Lelie.
Kartini pun kemudian beberapa kali mengirimkan tulisannya dan dimuat di De Hollandsche Lelie. Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang-kadang Kartini menyebut salah satu karangan atau mengutip beberapa kalimat. Perhatiannya tidak hanya semata-mata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum.
Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas. Di antara buku yang dibaca Kartini sebelum berumur 20, terdapat judul Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta karya Multatuli, yang pada November 1901 sudah dibacanya dua kali. Lalu De Stille Kraacht (Kekuatan Gaib) karya Louis Coperus. Kemudian karya Van Eeden yang bermutu tinggi, karya Augusta de Witt yang sedang-sedang saja, roman-feminis karya Nyonya Goekoop de-Jong Van Beek dan sebuah roman anti-perang karangan Berta Von Suttner, Die Waffen Nieder (Letakkan Senjata). Semuanya berbahasa Belanda.
Makam R.A. Kartini di Bulu, Rembang.
Oleh orangtuanya, Kartini disuruh menikah dengan bupati Rembang, K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, yang sudah pernah memiliki tiga istri. Kartini menikah pada tanggal 12 November 1903. Suaminya mengerti keinginan Kartini dan Kartini diberi kebebasan dan didukung mendirikan sekolah wanita di sebelah timur pintu gerbang kompleks kantor kabupaten Rembang, atau di sebuah bangunan yang kini digunakan sebagai Gedung Pramuka. Anak pertama dan sekaligus terakhirnya, RM Soesalit, lahir pada tanggal 13 September 1904. Beberapa hari kemudian, 17 September 1904, Kartini meninggal pada usia 25 tahun. Kartini dimakamkan di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.
Kartinischool (1918)
Berkat kegigihannya Kartini, kemudian didirikan Sekolah Wanita oleh Yayasan Kartini di Semarang pada 1912, dan kemudian di Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Yayasan Kartini ini didirikan oleh keluarga Van Deventer, seorang tokoh Politik Etis.
Presiden Soekarno mengeluarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964, yang menetapkan Kartini sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional sekaligus menetapkan hari lahir Kartini, tanggal 21 April, untuk diperingati setiap tahun sebagai hari besar yang kemudian dikenal sebagai Hari Kartini.

Pages